Tuhan tidak turunkan takdir demikianlah saja. Tuhan tambahkan takdir pas dengan apa yang kita laksanakan. kalau kita maju dan mengusahakan, Tuhan mampu tambahkan takdir kesuksesan. kalau kita lengah dan malas, lantas Tuhan mampu tambahkan takdir kegagalan.
Kamis, 23 Mei 2013
Jumat, 17 Mei 2013
Paul Rotter "The Most Successful Scalper Trading"
Paul Rotter "The Most Successful Scalper Trading"
Pada tahun 2003, suatu broker di London mencatat bahwa salah satu customer nya telah membukukan volume trading yang paling tinggi selama 8 tahun berturut-turut. Adalah Paul Rotter seorang trader sukses dengan jumlah lot trading rata-rata sebesar 3 juta setiap bulan dan berhasil membukukan 65 – 78 juta dollar setiap tahunnya.
Tidak dapat dibantah, Paul Rotter adalah salah satu seorang scalping trader sukses di muka bumi ini. Sukses trading Paul Rotter dimulai ketika ia bersama Kinski (salah satu teman dekatnya) membuka Greenhouse, suatu firma finansial. Dari modal awal sebesar $526,000, dalam tiga bulan kemudian Greenhouse telah membukukan profit $6,5 juta.Karakter Paul ini cocok sekali dengan yang dikatakannya dalam salah satu wawancara.“Paul terkadang bertindak kontroversial, beberapa trader di firma kami tidak menyukainya karena dia selalu mengganti-ganti posisinya secara cepat”, kata Kinski.
Semua trader dapat mencoba untuk menapaki kesuksesan Paul Rotter, dan berikut adalah wawancara lengkap Paul Rotter dengan salah satu majalah trader :Q :Moment apa yang membawa kamu untuk terjun di dunia trading?
A : Aku memulainya dengan mengikuti suatu kontes trading, ketika itu aku masih duduk di bangku sekolah.Q : Bagaimana anda bisa menjadi profesional?
A : Waktu itu aku bekerja di salah satu bank Jepang, dan aku bertemu dengan salah seorang chieftrader di bank tersebut. Dia berhasil membukukan profit yang konstan dan aku banyak berdiskusi dengannya mengenai psikologi market.Q : Selama karir profesional kamu, apa kamu terus menjadi seorang scalper atau pernah mencoba strategi lain?
A : Aku selalu menjadi seorang scalper, namun aku mengatur frekuensi trading aku sesuai volatilitas yang terjadi di market.Q : Berapa jam sehari kamu menghabiskan waktu di depan komputer ketika trading?
A : Biasanya sekitar 5 jam, namun ketika terjadi event-event market yang besar maka bisa sampai 11 jam.Q : Berapa timeframe chart yang kamu gunakan?
A : Aku biasanya menggunakan timeframe antara 5 s/d 30 menit. Menggunakan trendline dan indikator Commodity Channel Index (CCI) untuk mengamati volatilitas yang terjadi di market.Q : Berapa lama biasanya kamu membuka posisi trading?
A : Aku biasanya membuka posisi secara bergantian dalam hitungan menit, paling lama dalam hitungan jam.Q : Apa yang kamu lakukan bila harga bergerak berlawanan dengan open posisi trading kamu? apa kamu menggunakan stop-loss?
A : Aku akan segera mencari penyebabnya dan menutup posisi bila market bergerak berlawanan denganku.Q : Kenapa kamu tidak mempunyai problem dalam menutup open posisi mu bahkan dengan cara mengambil posisi yang berlawanan ? Bukankah seharusnya seorang trader harus berpegang teguh kepada opininya?
A : Tidak, anda salah. Seorang analis atau seorang mahaguru trading lah yang harus berpegang teguh kepada opininya. Seorang trader seharusnya tidak mempunyai opini, semakin kuat opini yang dipunyai, maka akan semakin susah pula dia keluar dari loss posisi.Q : Dengan gaya scalping trading yang kamu lakukan, Risk Management seperti apakah yang kamu terapkan?
A : Aku membuat target harian baik untuk profit atau loss. Yang sangat penting adalah berapa maksimum loss yang bisa aku tahan.Q : Bagaimana kamu mengatasi faktor emosi dan pikiran-pikiran yang mengganggu ketika trading?
A : Ketika itu semua menjadi makin buruk, aku pergi ke kamar mandi dan menyiram tubuhku dengan air dingin atau meloncat ke kolam renang yang dingin … hahahaQ : Apa yang kamu lakukan ketika beristirahat sejenak dari trading?
A : Aku biasa berolah raga dan biasanya pergi ke suatu tempat untuk bertamasya.Jika style tradingnya tidak sensasional, maka kita tidak akan pernah mendengar sepak terjangnya Paul Rotter, sang legenda scalping trader. Keberhasilannya dalam menerapkan style scalping trading membuktikan bahwa seorang individual trader bisa berkembang menjadi seorang trader besar yang tidak kalah dengan seorang fund manager sekelas George Soros.Q : Apa yang kamu siapkan sebelum trading sehari-harinya? Apa kamu mempunyai suatu rutinitas tertentu?
A : Sebelum market open, aku membaca semua report ekonomi yang akan keluar, pidato dari para petinggi Bank Sentral bila ada, lalu aku mencoba membuat level-level harga penting di market yang akan ku tradingkan. Aku membuat suatu analisa sendiri dan membaca komentar-komentar analis di media untuk mendapatkan gambaran market dan level-level penting di dalamnya.
Bagaimana mengatasi emosi yang timbul ketika trading???
Bagaimana mengatasi emosi yang timbul ketika trading???
Pertanyaan ini mungkin yang sering kita tanyakan ketika kita sadar bahwa emosi mempengaruhi hasil trading kita. Untuk trader yang baru melakukan trading seperti saya, biasanya faktor emosi sangat mengganggu dan kadang membuat kita jengkel. Saat kita sudah melakukan open posisi buy dan ternyata market bergerak turun kita masih tetap optimis bahwa nantinya harga akan bergerak naik kembali, padahal kita sudah floating mines yang lumayan besar. Kita tahu sedang melakukan kesalahan, tapi entah kenapa kita sulit mengakui kalau kita sedang melakukan kesalahan. Mungkin ada faktor malu jika hasil loss kita diketahui orang lain, atau alasan lainnya.
Itu hanya salah satu bentuk emosi yang terjadi saat kita sedang melakukan trading. Saya akan mencoba menjabarkan bentuk emosi apa saja yang sering kita alami saat melakukan trading dan cara mengatasinya. Cekidot....
1. Rasa takut akan menyesal
Ini biasanya ketakutan mendasar yang bisa dialami oleh trader muda/ trader yang baru terjun dalam dunia trading. Trader muda bisanya masih takut dan ragu untuk mengambuil keputusan dalam trading.
- Hide emosi1
Contohnya:
kita melakukan open posisi buy dan terpaku pada harga dimana kita melakukan buy.
Ketika harga bergerak jauh turun, secara tidak sadar kita terlibat secara emosional dengan harga dimana kita melakukan buy. Hasilnya, kita menolak untuk menutup posisi yang telah kita buka untuk menghindari penyesalan karena telah membuat keputusan trading yang salah. Kita juga kadang merasa malu bila posisinya yang loss diketahui orang lain.
Lalu apa yang harus kita lakukan jika kita mengalami kondisi tersebut??
kita bisa ilustrasikan dengan bertanya pada diri anda sendiri,
“Apakah aku akan kembali melakukan buy lagi bila posisi yang sudah loss ini aku tutup?”
Jika jawabannya adalah tidak, maka ini adalah waktunya untuk menutup posisi kita.
Tanpa kita sadari ketakutan akan menyesal dan malu mengakui kalau kita salah biasanya malah membuat kita menuju penyesalan yang lebih besar lagi. Jadi jangan ragu untuk mengakui kalau kita salah dan segera perbaiki kesalahan kita agar kita tidak menyesal kemudian.
2. Keterikatan Mental
Kita biasanya terpengaruh secara emosional dengan kondisi market yang sedang bagus ataupun yang buruk. Hal ini yang biasanya berdampak pada sisi emosional kita.
- Hide emosi2
Kita cenderung optimis ketika market sedang booming. Hasilnya, kita akan menjadi lebih sabar untuk menunggu sampai mendapatkan profit yang lebih besar. Namun ketika kita dihadapkan pada kondisi market yang dilanda resesi, tanpa ragu-ragu kita dengan secepat kilat menjual posisi untuk mendapatkan porsi profit yang kecil.
Saat market booming kita sabar untuk menadaptkan profit, seharusnya saat market sedang mengalami resesi kita juga bisa sabar untuk melakukan open posisi.
3. Terlalu percaya diri
Ini juga sering terjadi pada trader yang merasa sudah bisa dalam trading karena sudah sering profit.
- Hide emosi3
Kita kadang menganggap diri kita terlalu tinggi. Ketika kita berhasil melakukan beberapa kali trading yang sukses secara berturut – turut, kita merasa bahwa kita bisa mengalahkan market. Kita merasa kita yang paling hebat dan tidak ada yang bisa mengalahkan. Kondisi emosional seperti ini biasanya akan berujung pada posisi trading yang berlebihan, biaya komisi trading yang besar, serta kemungkinan loss yang lebih besar pula.
Itu mungkin yang disebut dengan terlalu optimis. Kita boleh optimis, asal analisa teknikal dan fundamental kita sudah tepat dan kita sudah mantap dengan keputusan yang telah kita ambil.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa musuh terbesar dalam trading adalah diri kita sendiri. Kenali kondisi seperti apa yang membuat kita menjadi hilang kontrol atas diri kita sendiri. Dengan memahami apa yang terjadi dengan sisi emosional kita ketika trading, diharapkan kita dapat menghindari kesalahan – kesalahan trading seperti ini secara berulang – ulang.
Semoga info yang saya berikan bisa menjadi pembelajaran bagi semua, khususnya bagi saya yang masih baru dalam dunia trading. Apakah agan pernah mengalami kejadian seperti yang saya tulis diatas???
Pola Rectangles (rectangles chart pattern)
Pola Rectangles (rectangles chart pattern)
Pola Persegi panjang (rectangles) adalah pola yang terbentuk saat harga dibatasi oleh dukungan (support) paralel dan tingkat resistensi.
Sebuah pola persegi panjang (rectangles) adalah periode konsolidasi atau keraguan antara pembeli dan penjual ketika mereka bergiliran melakukan order, tapi belum ada yang mampu menembus support dan resistansi.
Harga akan “menguji” support dan tingkat resistensi beberapa kali sebelum akhirnya break. Dari sana, harganya bisa membentuk tren ke arah breakout, apakah itu adalah uptrend atau downtrend.
- Hide Gambar
Dalam contoh di atas, kita dapat dengan jelas melihat bahwa pasangan itu dibatasi oleh dua tingkat harga kunci yang sejajar satu sama lain. Kita hanya perlu menunggu sampai salah satu level break dan harga melonjak.
Bearish Rectangles
- Hide Gambar
Dalam contoh ini, harga menembus bawah persegi panjang dan harga terus jatuh. Jika kita memiliki waktu singkat tepat di bawah tingkat dukungan, kita akan membuat keuntungan yang bagus di perdagangan ini.
- Hide Gambar
Berikut tip: Setelah harga turun di bawah dukungan (support) , ia cenderung untuk turun sama dengan ukuran tinggi pola tersebut. Dalam contoh di atas, harga bergerak melampaui target sehingga akan ada kesempatan untuk menangkap pips lagi!
- Hide Gambar
- Hide Gambar
Perhatikan bagaimana harga bergerak keatas setelah menembus di atas puncak persegi panjang. Jika kita order buy di atas level resistance, kita akan telah menangkap beberapa pips pada perdagangan!
Sama seperti di contoh persegi panjang bearish, setelah harga break, biasanya akan bergerak setidaknya sama dengan ukuran pola persegi panjang tersebut.
Pola grafik wedge (Wedge chart Pattern)
Pola grafik wedge (Wedge chart Pattern)
Pola Wedge (Wedge chart pattern) terdiri dari 2 enis yaitu Rising wedge dan falling wedge, sinyal Wedges adalah jeda dalam tren saat ini. Ketika Anda menghadapi formasi ini. Wedges bisa berfungsi baik sebagai pola kelanjutan (continuation pattern) atau sebagai pola pembalikan (reversal pattern).
Rising Wedge
Di sini, kemiringan garis dukungan (support) lebih curam daripada perlawanan (resistance). Hal ini menunjukkan bahwa higher lows sedang terbentuk lebih cepat dibanding higher high.
Dengan harga konsolidasi, kita tahu bahwa momentum pasar yang besar akan datang, sehingga kita dapat mengharapkan breakout baik atas atau bawah.
Jika rising wedge terbentuk setelah uptrend, biasanya pola pembalikan bearish. Di sisi lain, jika terbentuk selama downtrend, bisa sinyal kelanjutan dari bergerak turun.
- Hide Gambar
Dalam contoh pertama, rising wedge terbentuk pada akhir uptrend. Perhatikan bagaimana tindakan membentuk harga tertinggi baru, tetapi pada kecepatan jauh lebih lambat dibandingkan ketika harga membuat terendah lebih tinggi.
- Hide Gambar
Lihat bagaimana harga break ke downside? Itu berarti ada pedagang lebih putus asa untuk menjadi menjual daripada membeli. Mereka mendorong harga turun untuk mematahkan garis tren, menunjukkan bahwa downtrend telah terjadi.
Sama seperti dalam pola chart lain, pergerakan harga setelah breakout kira-kira sama besarnya dengan ketinggian formasi.
Sekarang mari kita lihat contoh lain dari formasi rising wedge. Hanya kali ini bertindak sebagai sinyal kelanjutan bearish.
- Hide Gambar
Seperti yang Anda lihat, harga berasal dari downtrend sebelum konsolidasi dan sketsa tertinggi dan terendah yang lebih tinggi bahkan lebih tinggi.
- Hide Gambar
Dalam kasus ini, harga break ke sisi bawah dan downtrend berlanjut. Itulah mengapa disebut sinyal kelanjutan.
Sebuah rising wedge terbentuk setelah uptrend biasanya menyebabkan pembalikan (downtrend) sementara rising wedge terbentuk selama downtrend biasanya hasil kelanjutan (downtrend).
Secara sederhana, rising wedge mengarah ke kecenderungan untuk menurun, yang berarti bahwa itu pola chart bearish!
Sebagai sinyal reversal, itu terbentuk di bawah kecenderungan untuk menurun, menunjukkan bahwa uptrend akan datang berikutnya.
Sebagai sinyal kelanjutan, itu terbentuk selama uptrend, menyiratkan bahwa tindakan harga ke atas akan dilanjutkan. Berbeda dengan rising wedge, failing wedge adalah chart bullish pattern .
- Hide Gambar
Dalam contoh ini, falling wedge berfungsi sebagai sinyal pembalikan. Setelah downtrend, harga dibuat menurunkan nilai tertinggi dan terendah yang lebih rendah.
Perhatikan bagaimana garis tren jatuh menghubungkan harga tertinggi lebih curam daripada garis tren menghubungkan harga terendah.
- Hide Gambar
Setelah break puncak wedge tersebut, harga melonjat keatas kira-kira sama dengan ketinggian formasi.
Mari kita lihat contoh dimana falling wedge berfungsi sebagai sinyal kelanjutan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika falling wedge terbentuk selama uptrend, biasanya sinyal bahwa tren akan dilanjutkan nanti.
- Hide Gambar
Dalam kasus ini, harga konsolidasi sebentar setelah rally yang kuat. Ini bisa berarti bahwa pembeli hanya berhenti sejenak untuk mengambil napas dan mungkin merekrut lebih banyak orang untuk bergabung untuk membeli.
- Hide Gambar
Lihat bagaimana harga break ke sisi atas dan melanjutkan untuk naik lebih tinggi lagi.
Head and Shoulders
Head and Shoulders
Pola Head and Shoulders juga merupakan formasi pembalikan (reversal) trend. Formasi ini dibentuk oleh puncak (shoulder), diikuti oleh puncak yang lebih tinggi (head), dan kemudian puncak lain yang lebih rendah (shoulder). Sebuah “leher (neckline)” ditarik dengan menghubungkan titik-titik terendah dari dua palung. Kemiringan garis ini baik dapat naik atau turun. Biasanya, ketika kemiringan sedang down, menghasilkan sinyal yang lebih handal.
- Hide Gambar
Dalam contoh ini, kita dapat dengan mudah melihat Head and Shoulders. Head adalah puncak kedua dan merupakan titik tertinggi dalam pola. Kedua shoulder juga membentuk puncak tetapi tidak melebihi ketinggian head. Dengan formasi ini, kita menempatkan entry order di bawah leher (neckline). Kita juga dapat menghitung target dengan mengukur titik tinggi Head hingga leher (neckline). Jarak ini akan mengukur seberapa jauh harga akan bergerak setelah menembus neckline.
- Hide Gambar
Anda dapat melihat bahwa ketika harga break di bawah leher (neckline) itu akan membuat harga jatuh setidaknya ukuran sama dengan jarak antara head dan neckline.
Invers Head and Shoulders
Sebuah lembah terbentuk (shoulder), diikuti oleh sebuah lembah yang lebih rendah (head), dan kemudian lagi lembah yang lebih tinggi (shoulder). Formasi tersebut terjadi setelah downtrend yang kuat.
- Hide Gambar
Di sini Anda dapat melihat bahwa ini adalah seperti pola head and shoulders, tapi terbalik. Dengan formasi ini, kita akan menempatkan order entri buy di atas leher (neckline). Target kita adalah dihitung seperti pola head and shoulders. Ukur jarak antara head dan neckline.
- Hide Gambar
Anda dapat melihat bahwa harga bergerak naik setelah menembus neckline.
Double Chart Pattern
Double Chart Pattern
Pola grafik Double Chart (double chart pattern) terdiri dari dua jenis yaitu double top dan double bottom. Mari kita urai satu persatu dari kedua jenis formasi grafik tersebut:
Double Top
Sebuah double top adalah pola reversal yang terbentuk setelah adanya pergerakan harga ke atas yang sangat signifikant. The “Top” adalah puncak-puncak yang terbentuk ketika harga menyentuh tingkat tertentu yang tidak dapat di tembus.
Setelah mencapai tingkat ini, harga akan terpental sedikit, tapi kemudian akan kembali untuk menguji tingkat tersebut lagi. Jika harga memantul dari tingkat itu lagi, maka akan terjadi “Double top”.
- Hide Gambar
Dalam grafik di atas Anda dapat melihat bahwa dua puncak atau “top” dibentuk setelah gerakan yang kuat atas.
Perhatikan bagaimana puncak kedua tidak mampu memecahkan tinggi dari Top pertama. Ini adalah tanda kuat bahwa pembalikan akan terjadi karena itu adalah memberitahu kita bahwa tekanan beli saja selesai.
Dengan double top, kita akan menempatkan order di bawah leher (nechline) karena kita mengantisipasi pembalikan uptrend.
- Hide Gambar
Melihat grafik Anda dapat melihat bahwa harga menembus neckline dari formasi double top tersebut dan membuat langkah yang bagus . Harus diingat bahwa formasi double top pembalikan trend terjadi setelah adanya uptrend yang kuat.
Anda juga akan melihat bahwa drop down kira-kira sama tingginya dengan formasi double top. sehingga itu akan berguna dalam menetapkan target keuntungan.
Double Bottom
Duoble bottom juga formasi pembalikan trend. Formasi tersebut terjadi setelah downtrend yang kuat, ketika dua lembah atau “bottom” telah terbentuk.
Anda dapat melihat dari grafik di atas bahwa setelah downtrend sebelumnya, harga membentuk dua lembah karena tidak bisa menembus harga level terendah.
Perhatikan bagaimana bottom kedua tidak mampu secara signifikan mematahkan bottom pertama. Ini adalah tanda bahwa tekanan jual telah selesai, dan bahwa pembalikan akan segera terjadi.
Harga menembus neckline dan membuat langkah yang bagus atas.
Lihat bagaimana harga melonjak hampir sama tingginya seperti pada pembentukan double bottom
Ingat, seperti double top, double bottom juga tren formasi pembalikan. Anda akan mendapatkan formasi ini setelah downtrend yang kuat.
Analisa Teknikal Vs Analisa Fundamental
Analisa Fundamental adalah metode analisis menggunakan kekuatan fundamental dari suatu negara. Secara umum kekuatan fundamental suatu negara ditunjukan dengan data-data ekonomi negara bersangkutan melalui news atau berita-berita ekonomi.
Analisa teknikal dan analisa fundamental adalah dua pendekatan utama di pasar keuangan. Analisa teknikal melihat pergerakan harga sekuritas dan menggunakan data ini untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Analisa fundamental, di sisi lain, melihat faktor ekonomi, yang dikenal sebagai fundamental.
Perbedaan:
1. Grafik vs Laporan Keuangan
Dengan melihat neraca, berita mengenai arus kas dan laporan laba rugi, seorang analis fundamental mencoba untuk menentukan nilai perusahaan. Dalam hal keuangan, analis berusaha untuk mengukur nilai intrinsik perusahaan. Contoh yang bisa dipakai untuk pendekatan ini, misalnya untuk membuat keputusan investasi – jika harga perdagangan saham di bawah nilai intrinsiknya,maka hal ini berarti adalah investasi yang baik.
Seorang tekhnikal trader, di sisi lain, percaya bahwa tidak ada alasan untuk menganalisa fundamental perusahaan karena semua dihitung dalam harga saham. Seorang tekhnikal analisi percaya bahwa semua informasi yang mereka butuhkan tentang saham dapat ditemukan hanya dalam grafik tersebut.
Perbedaan kerangka waktu yang digunakan dalam dua pendekatan ini dihasilkan dari kebiasaan style yang para trader gunakan, dan kemudian terakumulasi hingga pada akhirnya dikelompokan mejadi 2 kelompok jenis analisa, tekhnikal analisis dan fundamental analisis. Seperti misalnya pada fundamental analisis, memerlukan waktu yang cukup lama untuk melihat sebuah nilai perusahaan terproyeksi pada pasar, sehingga ketika seorang fundamental analisis memperkirakan nilai instrinsik, maka tidak akan didapatkan perkiraan nilainya hingga harga saham di pasaran mencapai nilai tepatnya.
Selain itu, angka-angka yang dihasilkan dari analisis fundamental hanya dirilis dalam jangka waktu yang lama. Laporan keuangan diajukan per triwulan dan perubahan dalam laba per saham tidak muncul setiap hari seperti harga dan informasi volume. Alasan mengapa seorang analis fundamental memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan analisanya adalah dikarenakan data yang mereka gunakan untuk menganalisa stock, dihasilkan jauh lebih lambat dari data harga maupun volume yang digunakan oleh tekhnikal analisis.
Secara umum, analisa teknikal digunakan untuk perdagangan, sedangkan analisa fundamental digunakan untuk melakukan investasi. Investor membeli sebuah aset yang mereka percaya kalau nilainya akan naik, sedangkan seorang trader jika membeli sebuah aset yang mereka percaya bahwa mereka dapat menjual kepada orang lain dengan harga yang lebih besar. Garis perbedaan antara perdagangan dan investasi memang sedikit blur atau tidak begitu tegas terbedakan, tapi jelas merupakan sebuah perbedaan yang mendasar untuk kedua hal tersebut.
Banyak kritik terhadap tekhnikal analisis berakar pada teori akademis – khususnya hipotesis pasar efisien (EMH). Teori ini mengatakan bahwa harga pasar selalu yang benar – informasi perdagangan yang lalu sudah tercermin dalam harga saham dan, oleh karena itu, setiap analisis yang bertujuan untuk menemukan nilai sekuritis dianggap useless atau tidak berguna.
Selain itu kelemahan lainnya untuk analisa tekhnikal adalah memerlukan banyak data untuk menunjang akuratnya prediksi dan juga sangat bergantung pada kemampuan membaca chart pada seorang trader. Padahal setiap trader memiliki metode yang berlainan dan masing-masing yang belum tentu cocok diterapkan satu sama lain.
Sementara itu kelemahan pada analisa fundamental ialah butuh waktu untuk memperoleh informasi, seringkali bersifat subyektif karena melibatkan banyak pendapat orang, lebih cocok diterapkan pada long
term period trading, dan sulit diterapkan pada pasar yang tidak efisien.
Sebagai contoh, beberapa analis fundamental juga menggunakan tekhnikal analisa untuk mengetahui waktu terbaik untuk open posisi.
Atau alternatif lainnya, beberapa tekhnikal trader akan mempertimbangkan fundamental juga untuk menambah keakuratan dari signal tekhnikal mereka. Contohnya, misal signal yang dihasilkan dari tekhnikal analisa mengatakan jual, di sisi lain trader juga mempertimbangkan berita-berita penting/ berita kunci yang keluar pada hari itu, yang mungkin saja mebolak balikkan hasil signal dari analisa tekhnikal.
Menggunakan kedua pendekatan di atas bermanfaat untuk Anda dalam memperkuat signal dan membantu menguatkan keputusan Anda serta membantu Anda untuk membuat skenario trading terbaik.
Langganan:
Postingan (Atom)